Mengutip dari Majma’ az-Zawa’id tulisan Imam al-Haitsami, Syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah menukil sebuah hadits hasan dalam menjelaskan Risalah al-Mustarsyidin tulisan Imam al-Harits al-Muhasibi. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam ath-Thabrani Rahimahullahu Ta’ala dari sahabat mulia Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda,
“Aku tidak pernah melihat yang seperti neraka ini; orang yang melarikan darinya malah tertidur. (Dan aku juga tidak pernah melihat) yang seperti surga ini; orang yang mencarinya malah tertidur.”
Semua orang yang normal-beriman, kafir, fasiq, atau munafiq-pasti mengetahui betapa pedih dan perihnya siksa neraka. Malaikat yang berbaris sangar dengan palu, gergaji, alat pukul yang menghancurkan, rantai, dan segala jenis alat yang bisa digunakan untuk menyiksa.
Bahkan tanpa alat-alat pun, Allah Ta’ala memberi kekuatan kepada para malaikat di neraka untuk bisa menyiksa, menghancurkan, dan membinasakan seluruh penghuninya.
Belum lagi dengan api yang bahan bakarnya dari darah dan nanah. Termasuk pula manusia, batu, besi, dan segala jenis benda logam lainnya. Maka wajar jika kaki baru menyentuh ujung api neraka, otak sudah mendidik lantaran panasnya.
Andai satu tetes api neraka dibocorkan ke bumi, niscaya seluruh air menjadi kering, bahkan tumbuhan dan seluruh makhluk di muka bumi ini akan binasa. Rusak. Hancur seketika itu juga.
Sayangnya, manusia yang normal itu ternyata tidak benar-benar normal. Sebab mereka mengetahui dahsyatnya siksa api neraka, tapi malah berlari dengan cara tertidur. Mereka lalai bahkan bersikap menantang siksa neraka.
Sebaliknya dengan surga. nikmatnya tidak pernah dirasakan oleh indra, belum terpikir oleh otak, tidak ada yang pernah melihatnya dengan mata. Sangat nikmat. Abadi. Lengkap. Berkelanjutan. Tanpa batas. Tanpa kotoran. Tiada kebosanan.
Sayangnya, banyak orang yang mendambakannya, tapi justru mendekati dan berniat masuk ke dalamnya sembari tertidur. Mereka santai, berleha-leha, acuh, bahkan bergelimang dalam sia-sia, dosa, dan kemaksiatan.
Sebab surga tak biasa dimasuki kecuali oleh orang yang mendapatkan rahmat dari Allah Ta’ala, semoga kesungguhan kita untuk memperbaiki diri menjadi jalan hingga Rahmat-Nya layak kita peroleh.
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon Ridha-Mu dan surga. Dan kami berlindung kepada-Mu dari dahsyatnya siksa api neraka. Aamiin.
Wallahu a’lam.
Sumber : http://kisahikmah.com/