Tiga Amalan Penghapus Dosa (ilustrasi) |
Beruntungnya, Allah Ta’ala Maha Pemurah. Dia mengampuni dosa dan memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh hamba-hamba-Nya. Dia mengampuni dosa sebanyak apa pun, selama tidak menyekutukan Allah Ta’ala dengan selain-Nya.
Dia akan ampuni dosa sebanyak pasir-pasir di pantai, sebilangan bintang gemintang. Pun, dosa yang menumpuk melebihi tingginya gunung, atau sedalam kedalaman samudera. Bahkan, tatkala manusia tak lakukan dosa, maka Dia akan gantikan mereka dengan makhluk lain yang perbuat kesalahan untuk diampuni-Nya.
Oleh karena itu, sebagai manusia biasa nan mudah khilaf itu, kita harus senantiasa melakukan amalan-amalan yang dijamin oleh Nabi sebagai penghapus dosa. Seperti istighfar yang lazim didawamkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam sebanyak tujuh puluh hingga seratus kali dalam sehari, ataupun amalan-amalan penghapus dosa lainnya.
Hari itu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bertanya retoris kepada sahabatnya, “Maukah aku tunjukkan kepadamu suatu perkara yang dengannya Allah Ta’ala akan menghapus dosa dan meninggikan derajatmu?” Tak lama, para sahabat menjawab dengan antusias, “Tentu saja, wahai Rasulullah.”
Kemudian Nabi nan mulia akhlaknya itu menyebutkan tiga amalan seraya memberikan penekanan di dalamnya. Pertama, jelas sang Nabi, “Sempurnakanlah wudhumu dalam keadaan tidak menyenangkan.” Yang dimaksud ‘keadaan tidak menyenangkan’ adalah dalam keadaan dingin dimana manusia tidak menyukai air sebab bisa menambah kadar dingin yang dialami.
Kedua, tutur Nabi melanjutkan, “Perbanyaklah jalan menuju masjid.” Maknanya bukan hanya jalan menuju masjid, kemudian kembali tanpa melakukan apa-apa. Tetapi bersegera mendatangi masjid sesaat setelah adzan berkuamndang agar bisa mendirikan shalat berjamaah di awal waktu. Dalam setiap ayunan langkah menuju shalat berjamaah di masjid, ada ampunan atas dosa dan ditinggikan derajat pelakunya di sisi Allah Ta’ala.
Lalu amalan ketiga sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim ini, “Tunggulah shalat sesudah shalat.” Inilah amalan utama yang kini jarang peminatnya. Bahkan, banyak di antara kaum muslimin yang bersegera meninggalkan masjid sesaat setelah salam dalam shalat. Padahal, berlama-lama di masjid dengan dzikir dan tilawah guna menunggu datangnya waktu shalat berikutnya memiliki keutamaan yang sangat agung. [Pirman]