Breaking

logo

Tuesday, March 10, 2015

Bagaimanakah Sosok Ketua Umum LEDMA Al-Farabi ?

Bagaimanakah Sosok Ketua Umum LEDMA Al-Farabi ?



Mengenali kepribadian seseorang adalah sikap yang wajar untuk dijadikan tauladan bagi diri sendiri. Karena manusia hidup tidak konsisten artinya selalu berubah-ubah. Oleh sebab itu, perlu ada tolak ukur untuk dijadikan tuntunan bagi pribadi kita. Maka, siapakah yang pantas untuk menjadi tauladan bagi diri sendiri? Jawabannya adalah Rasulullah Muhammad SAW. Masih adakah selain nabiullah Muhammad SAW? Jawabannya masih banyak yang perlu kita teladani dalam tokoh-tokoh umat islam sepanjang sejarah. Namun, suadah sangat lengkap kita menilik dan meniru perangai rasulullah Muhammad SAW dalam berbudi pekertinya. Sulitkah? Tidak sulit. Apakah di zaman sekarang ada yang perlu kita teladani? Ada. Ada banyak tokoh yang harus kita teladani dizaman sekarang ini. Dari para habaib, ulama, dan pemimpin-pemimpin negara yang beragama islam tentunya. Lalu, pertanyaan berlanjut, sedikit sekali kita menemui beliau (habaib, ulama, dan pemimpin negara) tersebut sehingga sangat kurang pengetahuan kita tentang kepribadian beliau. Adakah yang dekat dan yang pantas kita tiru? Ada. Siapakah dia? Ya, dia adalah ketua umum al-farabi periode 2015-2016. Siapa namanya? Dia adalah Muhammad munir.

Mengenal sosok ketua umum al-farabi adalah hal yang harus kita lakukan. Mengapa begitu? Beliau adalah sosok pemimpin yang berbudi pekerti baik. Beliau lahir di mataram (madura tanah garam)yang sangat kental dengan masayarakat santri. Beliau lahir......... . Mari kita bersama-sama mencoba menilik kepribadian beliau. Hidup sederhana adalah ciri dari kepribadian beliau yang pertama. Perihalnya beliau tidak terlalu neko-neko. Bertempat tinggal di TPQ Babussalam di keben II A menjadi alasan mengapa beliau dikatakan hidupnya sederhana. Juga dalam berpakaian, beliau sangat sederhana sekali. Kepribadian beliau tersebut patut ditiru oleh kita semua. Perihalnya, begitu banyak teman-teman kita yang masih gengsi dalam berpakaian. Kalau tidak mahal, tidak dipakai. Berpakaian harus mengikuti trend yang ada pada zaman ini. Kalau pakaian tidak baru kita menjadi malu. Padahal, uang saku kita hanya cukup untuk makan saja. Karena gengsi, akhirnya kita ngutang, agar dikata keren dan gaul. Atau bisa jadi ketika bertempat tinggal, kita harus yang mewah biar dikata keren. Kita masih pilih-pilih untuk bertempat tinggal.



Kepribadian beliau yang kedua adalah giat berusaha. Keteguhan beliau untuk tidak menggantungkan diri kepada orang tua sangat kuat. Perihalnya beliau adalah enterpreuner sejati atau bisa dikatakan berjiwa pengusaha sekali. Tidak lama ini beliau mempunyai usaha kecil-kecilan, seperti menjual pulsa, menjual baju batik, menjual produk teh, dan yang terakhir menjual krupuk asli dari madura. Tidak diragukan lagi dari pengalaman beliau yang banyak tersebut. Beliau, pernah satu tahun tidak meminta uang makan dan jajan kepada orang tua. Karena bisnis yang dijalaninya sangat menguntungkan. Malulah kita yang masih menggantungkan diri kepada orang tua. Apakah kita bisa? Jawabannya adalah bisa. Bergantung tekad dan usaha kita yang ingin membantu orang tua dalam hal ekonomi.

Kepribadian beliau yang ketiga adalah giat dalam beribadah. Fokusnya adalah sholat 5 waktu beliau mencoba selalu berjama’ah. Dalam hal ibadah tidak perlu ditanyakan pembuktiannya, langsung saja teman-teman ke masjid kampus atau masjid babussalam keben II a. Ins sha Alloh beliau selalu ada ketika pas sholat 5 waktu tersebut. Tidak ketinggalan, dalam hal mengaji beliau sangat rutin belajar mengaji al-quran ke ustad mukhlis . Kalau kita kaitkan dengan kehidupan sekarang, sudah tidak jaman mahasiswa belajar mengaji, malu, gengsi, dan tidak gaul. Atau mungkin yang sudah bisa membaca merasa sudah tidak perlu lagi belajar mengaji. Sudah menganggap dirinya pintar dan mahir dalam membaca al-quran. Pemahaman seperti itu perlu kita rubah dan perlu kita teladani kepribadian beliau sebagai bentuk usaha meningkatkan ibadah kita kepada Allah SWT.



Begitulah kepribadian beliau adanya, tidak dilebih-lebihkan atau dikurangi. ins sha Allah. Lalu pertanyaanya ketika kita sudah mengetahui kepribadian beliau, apakah perlu kita teladani? Sangat perlu. Terlebih dahulu kita koreksi diri kita, jika kita masih melakukan kesalahan atau belum berbuat yang baik. Maka dengan senang hati, niatkan semata-mata karena Allah, perteguh hati, yakinkan untuk berubah ins sha Allah kita akan diberi jalan yang terbaik. Bukan menjadi alasan, sibuk kuliah dengan tugas bertumpuk-tumpuk kita meninggalkan ibadah kita atau mengulur-ngulur waktu untuk melakukakan hal-hal yang baik. Sampai kapan kita tetap seperti ini? Tidak ada yang tau tentang waktu ajal, bisa jadi 1 tahun lagi, 1 bulan lagi, 1 minggu lagi, 1 hari lagi, 1 jam lagi, 1 menit lagi, bahkan 1 detik lagi kita akan dipanggil oleh sang kuasa. Wallahu a’lam. Kalau tidak segera kita berubah, kita akan menyesalinya.ilham

LEDMA Al-Farabi: Bersama Meraih Kemuliaan