Breaking

logo

Monday, April 20, 2015

Agar Peroleh Petunjuk dan Aman di Akhirat

Agar Peroleh Petunjuk dan Aman di Akhirat

Agar Peroleh Petunjuk dan Aman di Akhirat
Hidup merupakan terminal sementara untuk mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya guna mengarungi perjalanan akhirat yang amat panjang. Dalam masa yang singkat ini, kita akan dihinggapi banyak ujian; baik dan buruk. Kebaikan harus diperbanyak agar kita bisa menggapai surga, sedangkan amal buruk harus dihindari bahkan ditinggalkan agar terhindar dari siksa api neraka yang menyala.

Di antara kebaikan yang harus diperbanyak itu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam salah satu sabdanya menyebutkan empat hal yang bisa mengundang petunjuk-Nya dan membuat kita mendapatkan rasa aman di akhirat kelak.

SABAR TATKALA DICOBA
Cobaan dalam kehidupan identik dengan sesuatu yang buruk. Karenanya, banyak yang berputus asa saat mendapatkan cobaan dari Allah Ta’ala. Padahal, cobaan adalah salah satu ujian yang bisa menaikkan derajat seseorang di sisi Allah Ta’ala jika disikapi dengan bijak sebagaimana diajarkan oleh Nabi.

Seseorang yang diberi cobaan dengan kemiskinan, misalnya, maka ia bisa senantiasa bersabar dengan tidak meminta-minta, mengupayakan nafkah sesuai dengan kemampuan terbaik, dan berupaya melakukan sedekah sekecil apa pun nilainya.

Hal lain, tatkala cobaan berupa sakit, atau ditinggalkan orang yang dicintai sebab mati, maka sabarnya adalah dengan berobat sebaik mungkin dengan pengobatan yang dibolehkan syariat, berdoa dengan doa terkhusyuk, dan mendoakan orang tercinta yang lebih dulu menghadap Allah Ta’ala melalui kematian itu.

SYUKUR SAAT DIKARUNIAI NIKMAT
Amat banyak karunia yang Allah Ta’ala berikan kepada hamba-hamba-Nya. Mulai yang terdapat di dalam tubuh dengan nilai tukar mata uang sejumlah milyaran hingga triliyunan rupiah, hingga harta benda yang telah diberikan sejak kita lahir sampai saat ini dan seterusnya.

Apa yang ada di dalam diri saja jumlahnya melimpah. Tak mungkin dihitung satu demi satu. Oleh karena itu, jika kita berupaya melakukan syukur atas semua nikmat, maka hal itu sudah menjadi aktivitas ibadah yang tak akan kelar kecuali kita meninggal dunia.

Syukur terbaik adalah dengan melakukan ibadah dan memanfaatkan karunia untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala; baik ibadah ritual maupun amal sosial kepada sesama manusia.

MAAFKAN SAAT DIZHALIMI
Memaafkan adalah sifat yang mulia. Apalagi ketika seseorang telah menzhalimi, bahkan kita dibolehkan membalasnya dengan yang setimpal. Tapi memaafkan adalah kebaikan yang berpahala amat mulia.

Betapa Nabi telah memberikan teladan yang amat baik dalam hal ini. Saat beliau menyampaikan dakwah, banyak sekali kezhaliman yang dilakukan oleh orang kafir. Namun, meski malaikat datang menawarkan balasan dengan menimpakan gunung, Nabi justru memaafkan orang kafir dan mendoakan agar terlahir dari mereka golongan yang mengesakan Allah Ta’ala.

MOHON AMPUN SAAT MENZHALIMI
Sebab kita tak sempurna dan tak pernah bebas dari salah dan dosa. Maka mungkin saja, terkadang atau sering kali, disadari atau tidak; kita telah menzhalimi orang lain. Baik keluarga terdekat yang kita cintai, tetangga, atau masayarakat dan orang yang jauh namun terhubung melalui banyak sarana.

Maka saat menyadari hal itu, segeralah meminta ampunan kepada Allah Ta’ala. Sebab yang kita zhalimi adalah hamba-hamba-Nya yang diciptakan untuk mengabdikan diri kepada-Nya dalam ibadah-ibadah yang diperintahkan.

Setelah itu, minta maaflah kepada mereka yang kita zhalimi. Sebab, jika belum meminta maaf, kita akan dituntut oleh orang tersebut dalam pengadilan akhirat yang paling adil.

Jika empat hal itu dilakukan, janji Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sebagaimana dikutip oleh Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah dalam ‘Uddatush Shabirin, “Mereka semua mendapatkan keamanan (di akhirat), dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” [Pirman]

LEDMA Al-Farabi: Bersama Meraih Kemuliaan