Breaking

logo

Thursday, June 2, 2016

Kiat Nabi Untuk Meluluhkan Hati Pembenci Dakwah

Kiat Nabi Untuk Meluluhkan Hati Pembenci Dakwah


Sudah menjadi sunnatullah, setiap kebaikan pasti ada pembencinya. Setiap diutus seorang Rasul atau Nabi, pasti ada sekelompok orang yang menjadi musuh yang menentangnya. Baik dari golongan jin atau manusia. Maka, amatlah mustahil jika seorang dai berharap ketiadaan musuh. Seperti mustahilnya seorang yang berharap nikmat tanpa berdarah-darah dalam memperjuangkannya.

Karena itu, belajarlah dari para Nabi dan rasul tentang sikap terbaik kepada para pembenci dakwah. Mereka inilah contoh terbaik yang direkomendasikan oleh Allah Ta’ala sebagai Zat yang memerintahkan dakwah kepada seluruh umat manusia.

Dalam banyak contoh dari para Nabi itu, harus ada kajian mendalam ketika hendak mempraktikkannya. Sebab, satu kasus tidak serta merta bisa diaplikasikan terhadap kasus lainnya. Misalnya, tentang kiat yang dilakukan oleh Nabi untuk mengubah pembenci dakwah hingga menjadi sosok yang paling mencintai.

Diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dan Ahmad bin Hanbal, tersebutlah sosok Shafwan bin Umayah. Ialah sosok yang mulanya sangat membenci Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Aku Shafwan sebagaimana hadits yang dishahihkan oleh Nasiruddin al-Albani ini, “Setelah Perang Hunain, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberiku jatah rampasan perang.” Padahal, “Rasulullah adalah orang yang paling aku benci.”

Meski menjadi sosok yang paling dibenci, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terus menerus melakukan ini. “Beliau,” kata Shafwan sebagaimana dikutip oleh Amru Khalid dalam Siapa Membeli Surga, “terus menerus memberiku hingga beliau menjadi sosok yang paling aku cintai.”

Senada dengan riwayat ini, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga mengatakan agar kita saling memberi hadiah. Sebab dari saling memberi hadiah itu, kita akan saling mencintai satu dengan yang lainnya.

Demikian inilah dakwah terbaik. Dakwah dengan hikmah. Dakwah melalui kesabaran. Dakwah perlambang cinta. Dakwah yang mengayomi, tanpa melukai. Dakwah yang sejuk dan menyejukkan. Dakwah yang mulia dan memuliakan. Inilah dakwah dari komandannya para dai di seluruh muka bumi. Inilah contoh terbaik yang harus diteladani oleh siapa saja yang merasa menjadi dai. Dan, kita semua adalah dai sebelum apa pun selainnya.

Allahumma shalli ‘alaa sayyidina Muhammad wa ‘alaa aali sayyidina Muhammad. [Pirman]

Sumber : http://kisahikmah.com/

LEDMA Al-Farabi: Bersama Meraih Kemuliaan