Breaking

logo

Friday, May 20, 2016

Masih Malas Tilawah? Fakta Ini seharusnya Membuat Anda Tercengang!

Masih Malas Tilawah? Fakta Ini seharusnya Membuat Anda Tercengang!


Al-Qur’an akan meninggikan atau merendahkan seseorang, sekelompok masyarakat, suatu kaum, atau sebuah peradaban. Siapa yang menjadikan al-Qur’an sebagai sahabat di dunia, dia pasti akan bangkit dan menjadi generasi terbaik. Sebaliknya, siapa pun yang meremehkan Kalam Allah Ta’ala ini, tiada kesudahan baginya kecuali kesukaran dalam hidup yang berujung pada nestapa akhirat; berakhir di neraka.

Maka baik atau buruknya interaksi seseorang dengan Firman Allah Ta’ala yang terdiri dari 114 surat ini bisa dimulai dengan pertanyaan ‘Berapa kurun waktu yang biasa digunakan untuk mengkhatamkannya?’ Sebab generasi terbaik umat ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, sahabat-sahabat, tabi’in, dan pengikut tabi’in, sangat intens interaksinya dengan al-Qur’an al-Karim.

Di dalam al-Adzkar bab Kitab Membaca al-Qur’an, Imam an-Nawawi Rahimahullahu Ta’ala menyebutkan sebuah fakta yang seharusnya membuat kita malu. Malu yang sebenar-benarnya. Seharusnya.

Masa paling lama yang digunakan oleh generasi terbaik umat ini untuk mengkhatamkan al-Qur’an satu kali adalah dua bulan atau enam puluh hari. Banyak yang rutin merampungkan tilawah secara berurutan dalam satu bulan, sepuluh hari, delapan hari, atau satu pekan (tujuh hari).

Di antara mereka yang lainnya hanya membutuhkan enam, lima, empat, atau tiga hari. Bahkan ada yang mampu menyelesaikan tilawah dalam sehari, berkali-kali, dengan bacaan yang bagus dan menggerakkan hatinya.

“Ada yang mampu mengkhatamkan dua kali dalam tempo sehari satu malam. Bahkan di antara mereka ada yang mengkhatamkannya sebanyak delapan kali dalam sehari semalam; empat kali di siang hari dan empat kali di malam hari.” tutur imam bermadzhab Syafi’i yang banyak menulis kitab ini.

Beliau lantas menyebutkan nama Imam Ibnu al-Katib ash-Shufi. Beliau biasa khatam al-Qur’an sehari sebanyak delapan kali. “Ia mengkhatamkan al-Qur’an antara Zhuhur dan Ashar, lalu mengkhatamkannya juga di antara Maghrib dan Isya’. Di bulan Ramadhan, dia mengkhatamkan al-Qur’an sebanyak dua kali antara Maghrib dan Isya’.” lanjut Imam an-Nawawi menerangkan.

Lebih mencengangkan lagi, beliau menyebut nama sahabat mulia Utsman bin Affan, Tamim ad-Dari, Said bin Jubair-Radhiyallahu ‘anhum-yang terbiasa mengkhatamkan al-Qur’an al-Karim dalam satu rakaat.

Sungguh, apa yang disebutkan oleh Imam an-Nawawi ini benar adanya. Hanya iman yang mampu membenarkannya, lantas bergegas memperbaiki diri untuk menggapai derajat mereka, minimal dengan niat yang benar-benar baja.

Namun, mereka yang terdapat kemunafikan di dalam nuraninya akan berkata dengan ketus, “Mustahil! Gak mungkin mengkhatamkan al-Qur’an antara Maghrib dan Isya’ kecuali mereka yang bacaannya tidak tartil.”

Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita ahlu al-Qur’an. Aamiin.

Wallahu a’lam.

Sumber : http://kisahikmah.com/

LEDMA Al-Farabi: Bersama Meraih Kemuliaan