Breaking

logo

Wednesday, May 4, 2016

Bukti Bahwa Muhammad adalah Nabi Terakhir

Bukti Bahwa Muhammad adalah Nabi Terakhir



Kepada semua Nabi yang diutus-dari Nabi Adam hingga Nabi ‘Isa ‘alaihimus salam-diambil perjanjian agar mereka membenarkan apa yang dibawa oleh Rasul terakhir yang kelak hadir di akhir zaman. Maka semua Nabi itu meyakini dan membenarkan perjanjian itu dengan mengatakan, “Kami mengakui.”

Inilah makna yang terdapat di dalam surat Ali ‘Imran [3] ayat 80 dan 81. Ayat ini dikuatkan dengan riwayat-riwayat shahih yang termaktub dalam hadits-hadits Nabi yang mulia juga penjelasan para sahabat, tabi’in, dan pengikut tabi’in, serta orang shaleh setelahnya.

Dikatakan oleh ‘Ali bin Abi Thalib dan Abdullah bin ‘Abbas, “Allah tidak mengutus seorang Nabi melainkan telah dimbil perjanjian kepadanya; Jika Allah Ta’ala mengutus Muhammad, sedang mereka dalam keadaan hidup, niscaya para Nabi itu akan mengambil janji dari umatnya.”

Janji yang dimaksud adalah, “Jika Muhammad diutus dan mereka (kaum para Nabi) masih hidup, niscaya mereka akan beriman kepada Muhammad dan menolongnya.”

Dalam riwayat lain disebutkan, datanglah ‘Umar bin Khaththab seraya berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku telah memerintahkan kepada saudaraku yang beragama Yahudi dari suku Quraizhah untuk menulis ringkasan Taurat.”

Lanjut ‘Umar seraya menawarkan ringkasan Taurat kepada kekasihnya itu, “Berkenankah engkau jika aku perlihatkan hal itu kepadamu?”

Dikisahkan dari ‘Abdullah bin Tsabit bahwa wajah Nabi memerah selepas mendengar perkataan ‘Umar. Maka ‘Abdullah pun menegur ‘Umar, “Tidakkah engkau melihat perubahan pada wajah Rasulullah?”

Sosok yang tegas dan ditakuti setan ini pun langsung memahami, kemudian ia berkata, “Aku rela Allah Ta’ala sebagai Rabbku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai Rasulku.”

“Maka,” sebagaimana disebutkan dalam riwayat Imam Ahmad ini, “hilanglah rona kemarahan dari wajah Nabi.”

Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Demi Allah yang jiwaku berada dalam genggamannya, seandainya Musa ‘alaihis salam berada di tengah-tengah kalian, lalu kalian mengikutinya dan meninggalkanku,” terang Rasulullah, “maka kalian telah tersesat.”

Dan, yang paling mengharukan adalah perkataan Nabi di akhir hadits, “Sesungguhnya kalian adalah (umat yang menjadi) bagianku dan aku adalah (Nabi yang menjadi) bagian dari kalian.”

Sedangkan bukti lainnya: Rasulullah menjadi imam shalat di Baitul Maqdis dalam peristiwa Isra’; sosok yang kelak bisa memberikan syafa’at kepada umatnya; dan Imam para Rasul Ulul ‘Azmi. Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad.

Sumber : http://kisahikmah.com/

LEDMA Al-Farabi: Bersama Meraih Kemuliaan