Breaking

logo

Monday, March 21, 2016

Pintu yang Dilalui Setan untuk Merasuki Manusia

Pintu yang Dilalui Setan untuk Merasuki Manusia

Kaligrafi pintu di Masjid Nabawi
Secara sederhana, setan dengan sangat mudah memenangkan pertempuran abadi melawan umat manusia. Mereka bisa melihat manusia secara detail bahkan merasuk ke dalam tubuhnya, sementara manusia tak bisa melihat atau merasakan setan di sekitarnya.

Belum lagi terkait sebuah fakta bahwa setan diberi wewenang untuk masuk ke dalam tubuh manusia melalu enam pintu yang semuanya bisa terbuka sewaktu-waktu jika manusia bersikap lalai dan abai.

Apakah keenam pintu tersebut?

“Berhati-hatilah! Jangan sampai seorang pun masuk ke dalam rumahmu melalui salah satu pintu tersebut. Jika itu terjadi, maka rusaklah isi rumahmu.” Kata seorang ahli hikmah sebagaimana dikutip oleh Imam al-Harits al-Muhassibi dalam Risalah al-Mustarsyidin.

Penjelasan ini merujuk pada sebuah keterangan bahwa hati manusia diibaratkan sebuah tempat yang memiliki enam pintu. Keenam pintu tersebut harus dijaga dengan baik dan ekstra sebab menjadi jalan bagi setan untuk menggoda pemiliknya.

Keenam pintu yang dijadikan oleh setan untuk masuk ke dalam hati manusia ialah lidah, penglihatan, pendengaran, penciuman, kedua tangan, dan kedua kaki. “Kapan pun satu di antara enam pintu itu terbuka tanpa sepengatahuan pemiliknya, hancurlah isi rumahnya.” ungkap Imam al-Harits al-Muhassibi menjelaskan.

Saatnya kita bersikap waspada. Jangan sampai lalai. Jangan biarkan keenam pintu itu terbuka tanpa penjagaan. Jika terlena sedetik saja, setan akan senantiasa bersiaga untuk masuk ke dalam hati dan mengisinya dengan bisikan nafsu serta syahwat.

Karenanya, kelalaian menjadi sebab utama hingga mata sibuk dengan pemandangan yang haram, tak menjaganya dari lawan jenis dan aurat yang terbuka, termasuk hasrat berlebih terhadap semua jenis kenikmatan duniawi yang bisa diindra dengannya.

Begitu juga dengan pintu masuk yang lain. Semuanya sibuk dengan kesia-sian, kemasiatan, dan dosa. Tidaklah berlalu sedetik pun, kecuali melakukan dosa dan pengkhianatan terhadap Allah Ta’ala.

Sebagai penangkalnya, kita harus berupaya sekuat tenaga dengan kemampuan terbaik agar senantiasa berada dalam kesibukan dzikir kepada Allah Ta’ala dan ibadah lainnya, baik wajib maupun sunnah. Sebab setan tak pernah lelah, tiada lengah, tidak tidur, dan bersiap siaga untuk menjerumuskan manusia ke dalam lubang binasa hingga berakhir di neraka-Nya.

Semoga Allah Ta’ala memberikan kekuatan kepada kita untuk menjaga hati dari segala jenis bisikan setan yang amat terkutuk. Aamiin.

Wallahu a’lam.


LEDMA Al-Farabi: Bersama Meraih Kemuliaan