Breaking

logo

Wednesday, April 23, 2014

Brownis Kukus Ala Muslimah Al-Farabi

Brownis Kukus Ala Muslimah Al-Farabi



Wanita itu harus ahli di bidang perdapuran. Begitu kata kebanyakan orang, khususnya kaum adam. So, pada hari jum’at 18 April 2014 Muslimah Kreatif Ledma Al-Farabi untuk pertama kalinya melaksanakan Al-Farabi Kicthen “Brownis Kukus Ala Muslimah Al-Farabi”. Tepat pukul 8.30 Akwat Al-Farabi berkumpul di Asy-Syifa Kos, base camp kedua kita setelah sekret tercinta Hehehe. Kegiatan pagi itu di buka oleh coordinator Muslimah Kreatif, Septia Eka Cahya Arum Lestari. Kita berdoa bersama agar Brownis Kukus Ala Muslimah Al-Farabi ini bisa sukses, minimal bisa dimakan walaupun jauh dari kemungkinan akan persis dengan brownis Amanda, . But, harus tetap semangat. Ndak boleh putus asa. Salah seorang, menyemangati kita semua. Kemudian sang coordinator pun mulai membacakan resep dan cara membuat brownis kukus. Sempat terjadi perbedaan resep. Inilah yang sering terjadi saat kita memasak bersama.
Karena kita memang berasal dari daerah yang berbeda-beda. Tapi disinilah letak seninya. Berbeda-beda tapi tetap satu jua. Hehehe, itu semboyan Indonesia ya...

Pada pagi itu ada 10 akhwat yang hadir. Mereka inilah calon-calon ibu yang disayang sang putra karena bisa membuat kue yang supeeerrr enak, hehehe. Amin. Ini adalah untuk pertama kalinya mereka membuat kue. Apalagi ukuran kue brownis yang terkenal kelezatannya dan kalau di toko-toko dijual dengan harga yang cukup mahal. Biasanya hanya orang berduit yang beli. Tapi nggak papalah...

Mencoba apa salahnya....gagal di awal itu bukan masalah. Tapi itu adalah awal dari kesuksesan.
Yup...adonan pun akan di buat. Siapkan 6 butir telur, gula 200 gram, tepung 200 gram, cokelat, mentega, dll. Untuk langkah awal, mixer 4 butir telur, 2 butir kuning telur,dan gula 200 gram hingga mengembang. Setelah itu tuangkan tepung, cokelat dan mentega yang sudah dicairkan kedalam adonan yang sudah dimixer, aduk hingga rata. Kemudian siapkan Loyang yang sudah di olesi mentega. Tuangkan adonan adonan pun siap dikukus.

Hemmmmzzzz, resep pertama pun selesai kita tunggu Brownis Kukus Ala Muslimah Al-Farabi sampai matang. Nah, disela-sela menunggu ini kita pun berbincang-bincang. Sharing tentang hobi, kegiatan di rumah, sampai tentang keluarga. Sebenarnya bagian inilah yang penting, “pendekatan”. Disini nih akan ada ruh dan ikatan batin. Semoga kita tetap dalam ukhuwah terbaik.

Tara...Brownice Kukus Ala Muslimah Al-Farabi sudah matang. Waw...warna dan baunya menggoda iman. Kita pun berteriak kegirangan karena eksperimen pertama kita tampaknya berhasil. Sambil menunggu dingin, kita pun mulai membuat adonan kedua.
Hei hei sudah dingin, salah seorang dari kita berteriak. Kita semua berkumpul melihat saudari kita yang menuangkan hasil eksperimen kita. Dan ternyata....hiks kita lemas melihat hasil eksperimen kita yang diprediksi berhasil ternyata nonsen !!! bentuknya seperti bubur ketan item. Lembek. Hemmmzzzz...

Kita pun mulai mencari-cari penyebabnya. Salah seorang dari kami pun menelpon sang Ibu tercinta, koki terhebat di rumah. Hehehe, lebay ya...tapi bener kok. Ibu kita adalah koki terhebat.

Kata beliau, mungkin kukusannya kurang lama. Sebelum diangkat harus dilihat dulu sudah masak atau belum. Bisa dilihat dengan menggunakan lidi atau semacamnya yang ditusukkan hingga ke dalam bagian roti. Sehingga kita bisa tahu roti tersebut sudah matang atau belum. Fine, kita pun melakukan seperti yang disarankan beliau.

Disela-sela itu pun kita mencari bagian-bagian roti yang sudah matang. Kita berebut memakannya. Dan rasanya....super enak. Sangat kontras dengan bentuknya. Tapi tetap saja, kita gagal. Hiks...
Adonan kedua pun siap dikukus. Dan hasil yang pertama pun kita kukus lagi, setelah dirasa tak ada lagi bagian roti yang tampak matang.

Jam pun menunjukkan pukul 12.00. waktunya makan siang sudah tiba. Apa kalian sudah mulai lapar ??? kabid kemuslimahan bertanya pada kita semua. Hening, tak ada yang menjawab. Cukup lama. Hingga pada akhirnya...

Masih kenyang mba...kata salah satu dari kami.
Tapi sekarang kan sudah waktunya makan siang...sahut salah satu yang lain. Yang tampaknya sudah mulai lapar. Hehehe. Sontak saja semua teman-teman menggoda dia.
“keakraban yang natural”.
Kita pun mulai menyiapkan makanan yang sudah disiapkan sedari tadi oleh ahlul bait. Makan bersama ala pesantren. Asyik dan akrab. Tak usah menunggu lama untuk menghabiskan makanan tersebut. Karena kita sudah kelaparan tingkat dewa, energi terkuras habis melihat eksperimen pertama yang gagal.

Kita pun kembali ke aktifitas awal, membuat kue. Tampaknya kue yang tadi dikukus sudah matang. Melihat kue yang sudah matang akan dituangkan, kita cukup deg-degan. Semuanya menahan nafas. Dan hasilnya...yups kita sudah mulai berhasil. Semua bagian kue sudah matang. Tak ada lagi bubur ketan item. Ya...walaupun masih ada bagian roti yang lengket diloyang. Tapi, sudah ada perkembangan. Sampai pada adonan ketiga pun demikian. Mungkin ada beberpa step yang kurang tepat. Awal yang sudah mulai baik. Kita mulai memotang Brownis Kukus Ala Muslimah Al-Farabi dan membagikannya kepada beberapa orang.

Tepat pukul 14.30 kita mengakhiri eksperimen kita.
Semoga ini menjadi awal keberhasilan kita. Menjadi koki terhebat untuk keluarga kita. Seperti Ibu kita saat ini. Tunggu cerita kita di kegiatan selanjutnya yah,...(an-najm)

LEDMA Al-Farabi: Bersama Meraih Kemuliaan